Bintan - Petai (Parkia speciosa) merupakan tumbuhan polong yang banyak ditanam petani di Indonesia. Meskipun memiliki aroma yang menyengat, buah petai banyak diminati masyarakat hampir semua kalangan. Pada saat langka harga petai pernah mencapai Rp65.000,00 per kilogram di pasar Batam, namun saat stok cukup harga sekitar Rp20.000,00 per kilogram.
Chen adalah seorang petani muda yang baru membuka lahan pertanian, dilahan miliknya terdapat lima batang pohon petai yang sudah siap berbuah. Musim hujan di bulan September hingga Desember merupakan bulan yang banyak turun hujan namun pada bulan Oktober ini tampak beberapa batang pohon petai tersebut mengalami gugur daun, bahkan sampai gundul mrangas.
Baru kali pertama mengetahui pohon petai yang rontok habis daunnya. Bertanya-tanya dalam hati dan mencari referensi daring menggunakan smartphone tapi tidak juga menemukan hasil yang memuaskan.
"Rontok atau gugurnya daun petai bisa jadi karena adanya serangan penggerek batang, rayap tanah yang menyerang akar, kekurangan air atau karena lahan terendam air," ujar pak Din, ahli HPT dari Unibraw.
Melihat begitu banyaknya penyebab gugurnya daun petai maka pengendalian pun beragam, sesuai penyebabnya. Hal yang penting sebelum dilakukan pengendalian adalah mengidentifikasi penyebab daun petai gugur keseluruhan tersebut.
Bila disebabkan oleh serangan serangga penggerek batang maupun rayap bisa dikendalikan dengan pestisida jenis insektisida sistemik, seperti Fur****. bila disebabkan kekeringan maka bisa dilakukan penyiraman, bila lahan terendam maka perbaikilah drainasenya.
NORMAL, DAUN PETAI PUN RONTOK
Setelah dilakukan pengamatan lebih dari dua minggu, pohon petai yang gundul karena daunnya rontok semua, akhirnya ditemukan jawaban bahwa rontoknya daun petai tersebut normal, Minggu (15/11/2020).
"Kecemasan saya terjawab sudah, tanpa perlu adanya perlakuan pengendalian pohon petai tersebut mulai tampak tumbuh daun mudanya," ujar pak Chen.
"setelah daunnya berubah hijau tua biasanya akan dibarengi dengan munculnya bakal buah, alhamdulillah," tutupnya.
Bagi petani senior, mungkin artikel analisa ini tidak berguna karena telah mengetahui harfiahnya pohon petai. namun bagi petani muda ini perlu dicatat untuk pengetahuan bersama. (yit).
No comments:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar Tentang Artikel ini...